World, meet new sher nu....
Setelah melihat beberapa kali, baru gw bener-bener yakin, kalo dulu gw
selalu jadi nomor terakhir saat pembagian
1.
Hidung mancung
2.
Kulit putih dan bersih
3.
Muka oval
4.
Mata bulat
Berhubung gw baik hati, gk usah terlalu lama membayangkan, silahkan
persempit pandangan anda ke bagian bawah…
See..??
Eits,.. jangan bilang gw gk bersyukur dengan keadaan gw saat itu. Fisicly, gw emg dibawah
rata-rata, tapi hidup gw penuh kebahagiaan. Saat itu adalah masa-masa gw gk
perlu rempong dengan cuaca (cuaca panas? Siapa takut… makanya gw jd koreng gk
jelas gini,..wkwkwk…), bisa makan apa ajah yang gw suka (saking omnivoranya, BB
gw saat itu mendekati angka 65 kg,.. wooow,..) Gw lebih memiliki empati yang
tinggi terhadap teman-teman sesama buser (buruk-seraam,..hihi), gw gk terjebak
dengan kemunafikan pertemanan.
Seiringnya waktu, gw terobsesi menjadi cantik. Walo awalnya niatnya
gk bener, pengen mendapat pengakuan, pujian, dll. Gw berasa she2r la fea,
apalagi sempat beberapa teman menyinggung kekurangan gw dan menjadikannya bahan
candaan. Gw sebel sejadi-jadinya. Gw cuma bisa meluk guling dan menangis
sesegukan. Gw jadi pengen nukar otak gw dengan fisik gw saat itu, gpp deh bodoh
sedikit, asal menarik (silly bged kan…??)
tapi akhirnya, gw sadar kalau pujian,
pengakuan itu gk penting. Sesuatu yang harus gw pikirin adalah tubuh ini juga
harus dihargai dan dijaga. Pengakuan dan
pujian setelahnya hanyalah konsekuensi logis dari penghargaan diri sendiri.
Gw mulai melakukan perawatan rutin, rajin
berolahraga, mengurangi konsumsi gorengan dan fast food… Awalnya cukup berat
bagi gw penikmat kuliner,… Tapi lebih jahat lagi kalo gw memenangkan nafsu dan
kenikmatan 10 cm (lidah) ini.
Gw bergerak perlahan, Gw perbaiki kepribadian
“ngelaki” gw menjadi sedikit calm dan feminim, Gw perbaiki apa yang harus
diperbaiki. and let me say that im happy now.
Gw menikmati hidup gw sekarang, bukan
menikmati hasil, tapi sebuah proses yang gw alami. Proses perubahan paradigma
bahwa cantik itu tidak terukur dari kemolekan wajah dan tubuh tapi dari
bagaimana kita menghargai tubuh itu sendiri. Bahwa tujuan saya menurunkan berat
badan bukan untuk tampil menawan, tapi
agar terbebas dari serangan penyakit.
Komentar
Posting Komentar